Jumat, 26 Desember 2008

PASAR MURAH di GASIBU BANDUNG






oleh : Silas
Minggu pagi yang cerah, sebelum mandi paling enak kalau joging ke daerah gedung sate lalu mampir ke pasar murah gasibu. Pasar murah gaasibu sudah ada sejak tahun 2000, pasar ini buka hanya pada hari minggu dan tahun baru saja, pasar ini sudah buka sejak pukul 04.00 Wib dan tutup pada pukul 13.00 wib. Disini anda bisa mendapatkan barang-barang dengan harga terjangkau. Setiap minggu banyak sekali orang yang berkunjung ke sini, mulai dari orang dewasa, anak-anak, kakek-kakek, nenek-nenek bahkan orang gila juga suka disini.
Banyak sekali barang-barang yang di jual di pasar ini, mulai dari sepatu,pakaian, boneka, pencatok rambut dan banyak lagi barang-barang yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Pada umumnya para pedagang berasal dari luar bandung, bahkan ada yang berasal dari luar pulau jawa yaitu mayoritas orang padang, mengapa ya tidak ada orang kalimantan???
Sistem izin tempat perdagangan orang gasibu yaitu sistem sewa lahan kepada orang yang berpengaruh terhadap daerah tersebut. Menurut salah seorang pedagang yang menjual kerajinan gantungan nama dari kain. Banyak sekali orang yang mencari rezeki di pasar murah gasibu ini, mulai dari mejadi penjual, pengamen, pemain topeng monyet, menyewakan kuda, delman....dan lain-lain
Jalanan macet, suara klakson kendaraan yang sahut-menyahut, petugas kepolisian yang sibuk menjaga keamanan dan lalu lintas, serta orang yang berjalan lalu-lalang....itulah momen pada setiap hari minggu di sini. Jangan kaget kalau sedang menikmati makanan disana tiba-tiba datang kelompok-kelompok pengamen yang secara silih berganti menghampiri para pengunjung yang sedang menikmati makan. Di pasar ini siapa saja boleh berkunjung dan memilih barang sepuasnya tanpa kuatir dengan harga karena barang-barang yang dijual harganya relatif murah dan lengkap, anda bebas memilih barang disini. Bagi orang yang berasal dari pulau jawa jangan lupa kalau main ke bandung mampir dulu ke pasar murah Gasibu, lumayan kan shoping sepuasnya.

Selasa, 18 November 2008

BANYADU’ LANGUAGE

BAHASA BANYADU’

Oleh : Silas

Dapat di katakan bahwa bahasa daerah suku dayak yang paling sulit di mengerti dan di pahami adalah bahasa “banyadu”, ya...setidaknya itulah anggapan orang mengenai bahasa banyadu’. Nyadu’ artinya tidak ada, adalah salah satu jenis bahasa daerah suku dayak yang ada di Kalimantan barat .

Bahasa banyadu’ adalah bahasa yang di gunakan oleh penduduk desa palo bamayak, kecamatan ngabang, kab. Landak, kalimantan barat. Kebetulan ibu saya sendiri berasal dari daerah tersebut. Semenjak kecil ibu saya sering menggunakan bahasa banyadu’ di lingkungan keluarga saya, itulah yang membuat saya lancar mengucapkan nya sampai sekarang.

Menurut teman saya orang bangahe ( menggunakan bahasa ahe) bahasa banyadu termasuk kedalam bahasa yang sulit untuk di mengerti, apalagi untuk di ucapkan. Tetapi tidak begitu halnya dengan orang banyadu’ sendiri, orang banyadu’ menganggap bahwa bahasa bangahe sangatlah mudah untuk di mengerti dan di pahami, orang banyadu’ merupakan orang yang sangat beruntung. Mengapa beruntung??? Jawabnya karena rata-rata orang banyadu’ pada mengerti menggunakan bahasa bangahe serta pengucapannya pun fasih. Saya sendiri dari dulu sudah mengerti bahasa bangahe, namun setelah kuliah di bandung saya menjadi sangat lancar karena di asrama Landak semua pada menggunakan bahasa bangahe ( bahasa persatuannya orang dayak kanayatn)

Bahasa banyadu’ tidak hanya milik orang kampung palo saja lho, tapi banyak juga daerah lain yang menggunakan bahasa banyadu. Itulah yang membuat bahasa banyadu’ terbagi menjadi banyak versi. Ada bahasa banyadu’ yang kasar, sedang, halus bahkan juga ada yang berbeda istilah. Tapi tetap saja mengacu kepada kesamaan pada umumnya. Semoga anda semua tertarik untuk mempelajari bahasa banyadu’ yang unik dan mengesankan ini.

KAMAO’AN NTO’ BARUBAH

KAMAO’AN NTO’ BARUBAH

(THE WILLINGNESS TO CHANGE)

Kala ikin gi’ angot, gi’ bebas unto’ barayal

Ikin bamimpi nto’ ngubah dunia diah

Sajalan gi’ batambah e’ omor kin gi sumangat kin, ikin mamput dunia diah aya’ kala’ barubah

Jadi cita-cita kin kan nyaderhanakan

Gi’ kaputusan nyadu’ ngubah nagari kin, tapi wah e’ da’ diah pun nyadu barasel

Kala omor kin makin patangk, gi’ samangat kin da’ tasisa’

Kin mutuskan unto’ ngarubah kaluarga kin ja’, ayung da’ jeket gi’ ikin

tapi calaka e’ ayung e’ pun nyadu’ bisa kan ngubah

liyah ano, ikin taguringk nunggu ajal manjamput, tiba-tiba ikin nyadar

saandai e’ ikin da’ uru’ barubah

jadi ikin da’ jaji’ taladan, mungkin ikin bisa ngarobah kaluarga kin

lalu barakat ayalan gi panyumangat ayungk’ e’

bisa jaji’ ikin pun mampu ngamaik nagari kin diah

lalu, asi nyangka ikin bisa ngubah dunia diah.

Berasal dari puisi (THE WILLINGNESS to CHANGE)

Yang di terjemahkan oleh silas ke dalam bahasa banyadu’

THE GREAT MOMENT IN SITU LEMBANG


Oleh : silas

Tepatnya tanggal 27 oktober 2008, aku bersama ketiga orang teman ku yaitu: tedy, arief & Ruly (perwakilan GANDAWESI) mengikuti kegiatan gladian panji geografi yang diadakan di situ lembang, acara tersebut bertujuan untuk melatih kader-kader yang siap menjadi pelopor untuk menolong korban bencana alam di indonesia.

Pada awalnya aku sempat terkagum melihat semua peserta yang berasal dari seluruh daerah yang ada di indonesia. Carrier/ransel ukuran jumbo dan berat, sepatu junggle yang siap untuk menggilas medan tanah dengan berbagai merk dan jenis yang berbeda-beda. Baju lapangan dan bendera organisasi serta atribut-atribut kebanggaan setiap organisasi yang berbeda-beda yang menghiasi serunya acara yang akan kami semua ikuti tersebut.

Longmarch di malam hari dengan menempuh jarak kurang lebih 10 KM seakan bukan tantangan yang berat bagi kami semua, baik peserta pria maupun wanita seakan tiada perbedaan dikarenakan bahagianya jalan bareng orang-orang yang berasal dari berbagai karakter dan berkenalan dengan teman –teman baru, hentakkan kaki melalui jalan tanah yang masih dalam tahap pelebaran sungguh gagah sekali kedengarannya, rasa dingin yang menggigit bahkan tiada terasa pada saat itu. Setibanya di barak kopasus semua peserta di persilahkan untuk tidur, namun sampai jam 12 malam pun masih banyak yang saling berkenalan.

Pagi hari sebelum upacara pembukaan gladian panji geografi di buka, semua peserta di bagikan baju putih, syal kuning, topi biru dan peralatan tulis beserta buku-buku. Semua perbedaan organisasi dan latar belakang individu lenyap setelah memakai atribut yang di bagikan. Inilah suasana yang paling menggembirakan, yaitu semua sama dan tidak ada perbedaan. Ucara pembuakaan di buka langsung oleh MENKOKESTRA ( ABURIZAL BAKHRIE ). setelah itu kami semua mendapat kan materi-materi selama 2 hari dari pagi sampai malam oleh para pembicara yang sudah terkenal.

Setiap hari kami semua melakukan kegiatan rutin yaitu, pagi-pagi sarapan pagi, dilanjutkan dengan senam pagi, sehabis itu ke kelas untuk mendapatkan materi, makan siang, dilanjutkan dengan materi lagi, makan malam, materi, tidur. Tidak ketinggalan sholat lima waktu. Semuanya serba mewah, karena kami semua adalah tamu istimewa. Banyak sekali pembimbing kami waktu itu, ada kopasus, wanadri dll. Hari kamis dan jum’at kami aplikasi materi (vertical rescue,water rescue, jungle rescue, membangun camp site, cara menggunakan GPS dan gladi posko).

Akhirnya hari yang di nanti-nanti adalah hari sabtu. Mengapa hari sabtu ???...he2 karena penutup acara tersebut adalah bapak presiden republik Indonesia (PAK SUSILO BAMBANG YUDHYONO) beserta ibu negara (ANI BAMBANG YUDHYONO), banyak sekali yang di dapat dari kegiatan yang berlangsung kurang lebih lima hari ini,,aku tidak akan melupakan acara terbesar yang belum pernah aku ikuti sebelumnya. Terima kasing untuk semua pihak yang telah melaksanakan acara ini,

Kamis, 13 November 2008

KENANGAN GLADIAN PANJI GEOGRAFI

Presiden Memberi Pembekalan Kepada Gladian Panji Geografi Print E-mail
Written by Aris Rahman
Presiden SBY dan Danjen Kopassus pada penutupan “Gladian Panji Geografi” di Situ Lembang, Bandung Barat, Sabtu (1/11) siang. (foto: rusman/presidensby.info)Presiden SBY dan Danjen Kopassus pada penutupan “Gladian Panji Geografi” di Situ Lembang, Bandung Barat, Sabtu (1/11) siang. (foto: rusman/presidensby.info)

(Jawa Barat, MADINA): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu (1/11) siang, memberikan pembekalan kepada para penggiat alam terbuka “Gladian Panji Geografi” di Situ Lembang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, dalam rangka penutupan pelatihan penanganan bencana alam. Pelatihan ini merupakan kerja sama antara Badan Survey dan Pemetaan Nasional (Basurtanal), Mitigasi Bencana ITB, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD, dan Perhimpunan Pecinta Alam Wanadri.

Gladian Panji Geografi memberikan pelatihan yang difokuskan pada pengawasan dan penanganan rawan bencana. Tujuan nya adalah menjadikan personel-personel yang sukarela dan dapat mengapresiasikan kemampuannya dengan terjun langsung sebagai orang terdepan dalam penanganan musibah akibat bencana alam.

Dalam laporannya, Komandan Jendral Kopasus, Mayjen TNI Pramono Edi Wibowo, menyebutkan terdapat 687 peserta, terdiri dari 600 pemuda dan 87 pemudi yang mewakili 26 provinsi dari Sumatera sampai dengan Papua. "Acara ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para pemuda pemudi dalam giat penanggulangan bencana, sehingga dapat menjembatani kerja sama masyarakat, lembaga non pemerintah, dan pemerintah sendiri dalam sebuah bencana," kata Pramono Edi Wibowo.

Sementara itu, Presiden SBY mengingatkan kembali bahwa era globalisasi mendatangkan sisi baik dan sisi buruk. Globalisasi juga mendatangkan benih-benih ketidakadilan yang harus kita tolak. Globalisasi juga memunculkan gaya hidup hedonisme, gaya hidup yang mengatakan bahwa semuanya bisa berjalan baik-baik saja. "Ini bertentangan dengan hakikat kehidupan itu sendiri. Tiap orang dan bangsa pasti mengalami masa dimana untuk mencapai tujuan mulia memerlukan perjuangan, kesabaran, keuletan, mental harus bisa, pikiran positif, jiwa terang, yang merupakan karakter dari manusia dan bangsa yang bersangkutan. Dengan karakter itulah sebuah bangsa bisa menuju masa depan lebih baik," kata SBY.

Oleh karena itu, Presiden mendukung penuh kegiatan-kegiatan yang bertujuan membentuk karakter, latihan kepemimpinan. "Sesungguhnya semua itu akar dari patriotisme dan nasionalisme yang seharusnya kira pelihara dan bangun," SBY menambahakn.

Presiden SBY beserta Ibu Ani berkesempatan berfoto bersama seluruh anggota Gladian Panji Geografi. Setelah itu, Ibu Ani dan Presiden SBY juga melakukan penanaman pohon di lokasi.

Tampak hadir dalam rombongan Presiden, antara lain, Menko Polhukam Widodo AS, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mentan Anton Apriyantono, Menhut MS Kaban, Menneg LH Rachmat Witoelar, Panglima TNI Djoko Santoso, serta Jubir Presiden Andi A. Mallarangeng.

SBY di Situ Lembang: "Anak-anak Indonesia Harus Back to Nature"

SBY memberi pegarahan pada penutupan pelatihan Gladian Panji Geografi di Situ Lembang, Cisarua, Bandung Barat, Sabtu (1/11) siang. (foto: rusman/presidensby.info) SBY memberi pegarahan pada penutupan pelatihan Gladian Panji Geografi di Situ Lembang, Cisarua, Bandung Barat, Sabtu (1/11) siang. (foto: rusman/presidensby.info)

Anak-anak Indonesia harus mengubah paradigma agar bangsa ini menjadi lebih maju. "Anak-anak bangsa Indonesia harus back to nature, dan juga go local," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengarahannya kepada para penggiat alam terbuka “Gladian Panji Geografi” di Situ Lembang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (1/11) siang.

"Rumah tangga, desa-desa, harus menjadi sabuk pengaman dan menjadi sumber pertumbuhan bangsa," Presiden menegaskan.

Indonesia memiliki kekayaan alam yang beraneka ragam, bahkan dunia internasional menyebut Indonesia sebagai mega bio-diversity. "Oleh karena itu, tidak ada di dalam kamus kita bahwa kita kekurangan pangan, kekurangan energi, kekurangan air karena, apabila semua yang kita miliki dikelola dengan baik, maka semuanya cukup untuk bangsa ini, bahkan bisa menolong bangsa lain," kata SBY. Karena itu Presiden mengajak kita untuk melakukan pembangunan yang berbasis pengetahuan, kebudayaan, dan sumber daya.

Dalam kesempatan itu juga, Presiden SBY berpesan kepada seluruh peserta untuk terus bekerja keras, mempererat persatuan dan kebersamaan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Tiga hal yang harus dimiliki oleh setiap bangsa apabila ingin maju, yakni terus meningkatkan kemandirian bangsa, meningkatkan keunggulan serta daya saing yang tinggi, dan meningkatkan peradaban bangsa.

SBY dan Ibu Ani Tanam Pohon Damar

Presiden SBY menanam pohon Damardi depan Mess Kopassus, Situ Lembang, Cisarua, Bandung Barat, Sabtu (1/11) sore. (foto: rusman/presidensby.info) Presiden SBY menanam pohon Damardi depan Mess Kopassus, Situ Lembang, Cisarua, Bandung Barat, Sabtu (1/11) sore. (foto: rusman/presidensby.info)

Tanam dan Pelihara Pohon. Itulah program yang digalakkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dimanapun melakukan kunjungan kerja, SBY dan Ibu Ani secara simbolis menanam pohon. Sabtu (1/11) siang, usai menutup pelatihan Gladian Panji Geografi, SBY dan Ibu Ani menanam pohon Damardi depan Mess Kopassus, Situ Lembang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Di tengah-tengah rintik hujan, Presiden dan Ibu Ani menanam pohon-pohon mungil tersebut yang kelak akan menjadi besar jika dirawat dengan baik. Damar adalah pohon yang dapat mencapai ketinggian 40 Meter. Damar atau Agathis Dammara adalah jenis pohon yang termasuk golongan kayu kelas satu, seperti Meranti dan Kruing.

Sekalipun berharga, bukan kayu pohon Damar yang diminati. Damar justru diambil getahnya. Sejak dahulu getah pohon Damar memiliki nilai tinggi sebagai bahan pembuat pernis dan cat. (mit/pressby.info)


Minggu, 29 Juni 2008

Discoverme


aku..
menemukan ku berjalan tertunduk diatas tanah retak
mencari lembaran lembaran hilang yang nyaris saja ku kumpilkan...

adalah potret mu...
adalah potret ku...
adalah potret kita semasa itu....

ketika semua yang indah ingin kita tinggalkan..
ketika hal-hal yang nyaman membuat ingin mencari
tempat lain yang tak pernah kita temukan...
diluar sana...
angin menghujam setiap rasa arogan yang akan hidup
pada epidermis kehidupan..
merasa kuat kah aku?
merasa hebatkah aku?
jika dibawah dingin...
jika dibalik gelap..
jika dintara keheningan yang membentakku dengan keras...

hidup terlalu indah dan menyenangkan untuk dilalui..
kadang aku menjadi lalai karena terlena dan terbuai oleh keindahannya..
hidup begitu nyaman..
sehingga aku menjadi lemah karena terlalu mudah mendapatkan
dan tak pernah merangkak dalam kubangan kesulitan untuk mendapatkan sesuatu


untuk kalian... yang merasakan gejolak dan semangat itu

karya : Dinny H

Untuk Itu

jika aku sekuntum bunga...lalu hujan selalu menerpaku hingga akubersinar karena titik2 embun yang menjelma seperti kristal dipagi hariuntuk itu berhentilah untuk berusaha memetiku...dan mulailah mencurahkan air ketika aku kekeringan...dengan sesuatu yang disebut kasih..hal-hal terkecil yang dapat menumbuhkan akubukan mematikanku..ketika kau menyayangi sesuatu,,,berpikirlah untuk menjaganya sebaik mungkinkarena kehilangan itu bukan hal yang baik.untuk itu...pikirkanlah...

karya : Dinny H

Selasa, 10 Juni 2008

TENTANG DIRI KU

S I L A S, lahir di Serukam pada tanggal 7 januari 1988. Saat ini ia masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas di Indonesia yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, jurusan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK), program studi Pendidikan Teknik Arsitektur.

Sebelum melanjutkan pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia, ia adalah siswa SDN 16 Ngabang dan SLTPN 01 Ngabang, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di SMAN 01 Ngabang,kabupaten landak, Provinsi Kalimantan Barat.

Selama menjalankan perkuliahan di UPI banyak sekali organisasi yang dia ikuti, perannya di dalam organisasi diantaranya adalah :

· Anggota organisasi pecinta alam GANDAWESI KPALH UPI

· Anggota organisasi KAMANG (keluarga mahasiswa Kalimantan barat) bandung.

· Anggota organisasi KMA (Keluarga Mahasiswa Arsitektur) KRIDAYA UPI.

@ organisasi PMK (persekutuan mahasiswa kristen) upi

@ KETUA MAHASISWA KABUPATEN LANDAK di BANDUNG PERIODE 2009/2010

Dimasa remajanya dia sangat senang sekali melukis,itu merupakan talenta yang Allah berikan kepadanya. Setelah tamat dari SMA dia mendapat beasiswa dari PEMDA (Pemerintah Daerah) kabupaten Landak untuk berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Dari semuanya itu, ia sadar akan satu hal yang tidak ia lupakan bahwa semua adalah kehendak Allah. Rencana Allah begitu indah bagi kehidupannya, sungguh besar mujizat Allah kepadanya. SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT BAGI SIAPA SAJA YANG MEMBUKANYA. GBU

SEPATAH KATA "PUNTEUN"

Di bandung ketika kita lewat di depan orang yang lebih tua dari kita, kita wajib mengucapkan kata “punteun” (punten) itu merupakan kata permisi jika kita berada di lingkungan orang sunda .

“Punteun” bermakna permisi , kalau di suku dayak khususnya bahasa banyadu yaitu “maro”, di kampung ibu saya yaitu kampung palo, sekitar 7 kilometer dari anik, kecamatan ngabang, kabupaten landak (kal-bar) yang mana di kampung tersebut kesehariannya menggunakan bahasa “banyadu” sebagai bahasa sehari-hari. Di lingkungan orang banyadu ketika kita hendak melewati orang yang lebih tua dari kita, kita wajib menggunakan kata “maro”.

Ketika saya baru tiba di bandung, saya mengucapkan permisi kepada seorang ibu ketika berpapasan di dalam gang dekat asrama tempat saya tinggal, tetapi pada waktu itu saya heran mengapa ibu itu mengatakan mangga kepada saya, padahal saya tidak membawa buah mangga. Lama-kelamaan akhirnya saya mengerti juga rupanya mangga itu kata balasan ketika kita megucapkan kata “punteun”. Kalau orang jawa mengatakannya monggo, he..he.. Cuma beda a dan o doank kog.

Beda lagi halnya kalau kita lewat di depan orang yang jumlahnya lebih dari satu orang, jika kita mengucapkan “punteun” akal hanya satu orang saja yang menjawabnya dengan kata “mangga”. Mengapa demikian? Karena dalam bahasa sunda jika lebih dari satu orang kita wajib menggunakan kata “parunteun” (parunten), nah jika kita menggunakan kata “parunteun” berarti berapapun banyaknya orang yang berada di tempat kita mengucapkan kata “parunteun” semuanya akan menjawab “mangga”. Itulah nikmat yang kita peroleh jika kita meghormati budaya mereka. Ingat Jika kita ingin di hormati, maka kita dulu yang menghormati orang lain, dimanapun kita berada kita harus menjunjung tinggi kebudayaan setempat. (sil@s)


Rabu, 04 Juni 2008

TATO DAYAK

ANGAN kaget jika masuk ke perkampungan masyarakat Dayak dan berjumpa dengan orang-orang tua yang dihiasi berbagai macam tato indah di beberapa bagian tubuhnya. Tato yang menghiasi tubuh mereka itu bukan sekadar hiasan, apalagi supaya dianggap jagoan. Tetapi, tato bagi masyarakat Dayak memiliki makna yang sangat mendalam.

TATO bagi sebagian masyarakat etnis Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seseorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan.

Ada aturan-aturan tertentu dalam pembuatan tato atau parung, baik pilihan gambarnya, struktur sosial orang yang ditato maupun penempatan tatonya. Meski demikian, secara religi tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai "obor" dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian.

Karena itu, semakin banyak tato, "obor" akan semakin terang dan jalan menuju alam keabadian semakin lapang. Meski demikian, tetap saja pembuatan tato tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena harus mematuhi aturan-aturan adat.